Text
Orang Miskin Dilarang Sekolah: Mimpi-Mimpi Tak Terjamah
“Sungguh mengerikan dan bahkan melukai hati saat membaca novel ini. Jika kita masih punya nurani, kita akan merasa dihajar habis-habisan oleh novel ini. Bagaimana tidak?! Bukankah tak pernah ada orang yang bermimpi lahir jadi miskin, kere, tak punya apa-apa, tapi gara-gara itu semua mereka tak diberi hak untuk pintar, cerdas, kreatif, dan inovatif?! Mereka dilarang memasuki dunia sekolah, fasilitas bermain yang menggoda, hingga mereka hanya bisa memagut dagu dari balik pagar tinggi nan angkuh dengan mata kecil yang penuh rayu dan pilu. Ya Tuhan, mimpi itu amat jauh dari jangakaun tangan mungil mereka, (tepatnya) dibuat jauh oleh dzalimnya ‘penilaian harga manusia’ atas dasar kaya-miskin. Bacalah novel pengetuk hati ini, Anda pasti akan terasah untuk berempati... Semoga...”
Ibnu Hajar, M.Pd., guru, praktisi pendidikan, di Jawa Timur.
“Novel ini menggetarkan hati...gugatan atas sistematisasi kemiskinan di negeri ini, dari sudut pandang sang bocah yang tak pernah mengerti mengapa ia tidak boleh sekolah!”
Taufiqurrahman al-Azizy, novelis muslim kontemporer.
HIB139 | 813 WID o | Perpustakaan SMKN 10 Jkt | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain