Text
Aku (Berdasarkan Perjalanan Hidup dan Karya Penyair Chairil Anwar)
Bom atom pertama meledak di Kota Hiroshima. Langit berselaput awan cendawan berbisa. Ketika memburai awan ini, bumi laksana ditimpa hujan salju yang ganas. Gedung-gedung beton runtuh. Aspal-aspal jalan terbakar menyala. Bumi retak-retak berdebu, di segala penjuru. Dan beribu tubuh manusia meleleh, tewas atau terluka. Seekor kuda paling binal, berbulu putih dan berambut kuduk tergerai, berlari di pusat kota, Jakarta! Tidak peduli pada yang ada, sekelilingnya, juga tidak pada manusia. Dia meringkik alangkah dahsyatnya, menapak dan menyepak alangkah merdekanya. Dunia ini, seolah cuma menjadi miliknya! Dan sekaligus seolah dia bicara: kalau sampai waktuku kumau tak seorang kan merayu tidak juga kau tak perlu sedu sedan itu aku ini binatang jalang dari kumpulannya terbuang
Gaung suara ini seolah membelah langit, membelah bumi. Adegan-adegan film yang tergambar dalam skenario ini bertujuan untuk mewariskan semangat penyair besar yang dikagumi Sjuman Djaya, Chairil Anwar. Skenario ini merupakan salah satu karya terpenting Sjuman Djaya yang menempatkannya di jajaran para seniman besar Indonesia.
732 | 811 SJU a | Perpustakaan SMKN 10 Jkt | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain