Text
Totto-chan: gadis cilik di jendela
Ketika saya membaca buku ini, semua teman saya yang pekerjaannya sebagai pendidik anak usia dini (TK & SD)
langsung berkomentar, "ah buku totto-chan ya... waktu kuliah saya diharuskan membaca buku itu loh...."
Oh! saya sangat terkejut, kemudian saya berfikir, ini pasti buku yang hebat sehingga jadi bacaan wajib ketika kuliah.
Rasa penasaran saya semakin menjadi, saya semakin semangat melahap buku itu.
Dan mau tau komentar saya setelah akhirnya menyelesaikannya?
Wow... Inspiring!!!
Bagaimana tidak?
buku ini menurut saya, melakukan pendidikan ala sekolah alam yang baru beberapa tahun ini saja mulai dikenal di Indonesia.
Sedangkan berdasarkan latar belakang buku ini, cerita ini terjadi di masa perang dunia II,
dimana Jepang saat itu belum mengenal yang namanya televisi.
Didalamnya buku ini mengenalkan saya dengan istilah baru "euritmik" yang artinya adalah
olahraga yang menghaluskan mekanisme tubuh; olahraga yang mengajari otak cara menggunakan dan mengendalikan tubuh;
olahraga yang memungkinkan raga dan pikiran memahami irama.
Mempraktikkan euritmik membuat kepribadian anak-anak bersifat ritmik; kuat, indah, selaras dengan alam, dan mematuhi hukum-hukumnya.
Jadi anak-anak dibebaskan untuk bergerak mengikuti irama lagu yang sedang dimainkan. Dan ada saat dimana mereka harus tetap mempertahankan gerakan yang sama sementara lagu yang dimainkan sudah diubah.
Secara tidak langsung, anak diajarkan untuk berkonsentrasi dan khusyu' terhadap suatu hal yang sedang dikerjakan walaupun ada ganguan dari luar.
Sungguh cara yang unik!
Konsep belajar langsung dengan ahlinya juga digambarkan ketika mereka belajar tentang sains, berjalan sepanjang kebun bunga kemudian diajarkan tentang putik dan benang sari. Belajar bercocok tanam dengan pak guru yang aslinya adalah seorang petani. Berlibur kepantai, mengunjungi kuil dan lain-lain.
Sebetulnya banyak lagi pelajaran yang bisa diambil dari buku ini, mulai dari menangani anak hiperaktif, bertoleransi dengan orang yang memiliki catat tubuh, belajar untuk tidak rasis, pendidikan seksual untuk anak dan lain-lain. Saya sebagai seorang ibu yang masih memiliki anak kecil pun, mengangguk-anggukan kepala tanda setuju -dan terinsprisasi- dengan
berbagai masalah dan pemecahannya yang ada dalam setiap bab nya.
Bagian mengharukan ada di catatan akhir, dimana totto-chan alias tetsuko kuroyanagi mengambil hikmah dari semua hal yang dialaminya saat bersekolah di tempat yang unik bernama tomoe gakuen, belajar di kelas yang unik yang dulunya adalah gerbong kereta, dengan kepala sekolah yang sangat unik pula Sassaku Kobayashi.
Rekomendasi deh buat semua pendidik dan orang tua yang masih memiliki anak kecil dalam menimbulkan kepercayaan diri dengan naluri alamiah mereka.
334 | 813 KUR t | Perpustakaan SMKN 10 Jkt | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain