Text
Lentera Batukaru Cerita Tragedi Kemanusiaan Pasca-1965
"Saya betul-betul tak paham apa yang terjadi. Dua hari saya mengungsi di kebun, tidur di pondok bersama dua anak yang terus menangis menanyakan ayahnya. Untung masih ada seorang mantri suntik yang bertugas di desa ini membawakan beras untuk dimasak. Saya pulang ke desa setelah diberi tahu kelihan dinas kalau saya tak kena garis, apalagi anak-anak masih kecil. Yang kena garis cuma Bli Mastra saja. Itu pun pasti ada orang jahat yang melaporkan macam-maca"
Saya melipat kembali surat itu. Yang saya bayangkan kemudian bukan soal ngaben. Bukan soal bagaimana memanggil roh ayahnya Kerti. Yang saya bayangkan dan ini sangat mengganggu pikiran saya: "Jadi Kerti itu tahu kalau ayahnya meninggal dunia tanpa tahu di mana dikuburkan?"
Kejam betul.
Lentera Batukaru: Cerita Tragedi Kemanusiaan Pasca-1985 merupakan kisah kekerasan yang menimpa keluarga kecil di lereng Guung Batukaru, Bali. Mereka tiba-tiba saja dicap ikut organisasi terlarang. Kerabat keluarga malang ini, yang juga larut dalam berbagai pergolakan, menuliskan memoar kegetiran itu dengan pendekatan jurnalistik. Ia tak cuma merekam politik keruh pasca-1965, tetapi juga kekerasan politik jelang pemilu 1971. Putu Setia, penulis cerita ini, yang sekarang menjadi pendeta Hindu, akhirnya mengubur kisah kepedihan yang tenang dengan menyalakan lentera kedamaian lereng Batukaru yang sejuk.
1808 | 899.22 PUT l | Perpustakaan SMKN 10 Jkt | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain