Text
Mahen Algrafa
Mahen sedang duduk menyendiri di halaman belakang rumah, sambil menikmati semilir angin yang menusuk lembut kulitnya.
Bola mata cowok itu terfokus pada selembar kertas yang sudah dilukis menjadi sketsa abstrak. Jika pikirannya sedang pusing, Mahen biasanya akan melampiaskan dengan mencoret-coret.
Tidak tau kenapa, rasanya lebih nyaman menyalurkan perasaan dengan menggambar. "MAHEN!"
Mahen sedikit terlonjak kaget, karena teriakan seseorang. Cowok itu pun langsung menoleh ke belakang, dan melihat Resal yang sedang berjalan ke arahnya.
Mahen yang tadinya sedang duduk pun, lantas jadi beranjak berdiri.
Sesampainya di hadapan Mahen, Resal kemudian menyodorkan kunci motor miliknya pada Mahen. "Nggak ada kerjaan kan lo? Cuciin motor gue, besok mau dipake balapan."
Mahen jadi melirik pada kunci motor yang Resal sodorkan. Dia menatapnya sejenak, lalu beralih menatap wajah Resal dengan dingin. "Sejak kapan gue babu lo?"
Resal yang mendengar itu, langsung tersulut emosi. Dia pun mendorong bahu
Mahen dengan kasar. "Mulai berani lo, bantah perintah gue?!" "Gue juga punya kesibukan," jawab Mahen.
Resal semakin emosi, hingga tangan kanannya mengepal kuat. Sedetik setelahnya, mata cowok itu tidak sengaja melirik pada kertas yang sedang Mahen pegang. Resal pun langsung merebut kertas tersebut dengan kasar. Dia menatap gambaran Mahen beberapa saat, sebelum akhirnya merobek dan menginjak-injaknya.
Sederhana, kisah Mahen yang selalu menyembunyikan kehidupannya pada orang lain. Walaupun hidupnya penuh dengan penderitaan dan tidak pernah bahagia, namun Mahen ingin membuat gadisnya selalu bahagia. Dan Safira Analiya, gadis penderita gagal ginjal yang juga selalu terlihat ceria. Tidak pernah memberitahukan tentang kondisi tubuhnya pada orang lain. Termasuk Mahen. Apakah suatu saat Mahen akan tau? Atau takdir berpihak sebaliknya?
HAD633 | 813 KUS m | Perpustakaan SMKN 10 Jkt | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain