Text
Kota Bandung dan Biru
"Semua orang tau Bandung, begitu juga keindahannya. Tapi semua orang belum tentu tau jika Bandung menyimpan luka untuk seorang anak laki-laki yang menangis dalam diam setiap pulang sekolah. Badannya yang lebam jadi saksi bully yang selalu ia terima setiap hari.
Biru Erlangga Mahaputra, jika ditanya apakah ia korban bullying? pasti ia akan menganggukan kepalanya. Ia tidak punya apa-apa selain hati sekuat baja, bukan tidak mau membalas setiap hinaan, tapi Biru tidak punya kuasa apapun sebab ia hanya murid beasiswa yang tahu diri.
Lukanya membekas, air matanya ikut mengering tapi Biru sanggup bertahan walau banyak teriakan di kepalanya menyuruhnya untuk menyerah. Jika tidak ada Ayunda dan Yuda, ia tidak mungkin bertahan hingga akhir."
Ketika teman-teman seangkatan bertanya padaku, ingin membuat kisah seperti apa saat masa putih abu? Aku tersenyum dan mengatakan ingin menyatakan perasaanku pada lelaki bernama Biru Erlangga Mahaputra. Lelaki yang pertama kali aku lihat ketika hujan sedang membasahi halaman sekolah, tepatnya pada masa MPLS. Banyak orang bilang kisah cinta di sekolah hanya sebatas cinta monyet, tetapi bagiku tidak. Sampai saat ini aku masih sangat menyukai lelaki itu, bahkan aku jatuh cinta berkali-kali pada Biru Erlangga Mahaputra. Kamu adalah cinta pertamaku, Biru.
Jatuh cinta pada sosok Biru, adalah hal yang tidak pernah aku sangka. Katanya, cinta pertama itu sulit untuk dilupakan dan memiliki tempat tersendiri dalam lubuk hati yang paling dalam. Perasaan ini aneh, setiap kali aku melihat Biru, aku jatuh cinta berkali-kali. Agak lebay, tetapi itulah perasaan jatuh cinta yang aku alami.
1919 | 813 NIA k | Perpustakaan SMKN 10 Jkt (FIKSI) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain