Text
Nak, Kamu Gapapa, Kan?
Pernah gak ingin bersuara, tapi sudah tahu tidak akan didengar? Bukannya tidak berani bersuara, tapi aku terbiasa disepelekan.
Pak, Bu, andai kalian tahu, aku hanya ingin didengar. Aku hanya ingin merasakan suasana rumah yang hangat. Aku hanya ingin ada foto keluarga kita terpajang di rumah. Namun, rumah yang seharusnya jadi tempat yang nyaman untuk pulang, malah terasa asing untukku. Tidak ada yang mau mendengarku. Tidak ada yang menemaniku saat aku tumbuh. Aku sendirian. Sepertinya aku memang tak sepenting itu untuk kalian.
*****
Nak, Kamu Gapapa, ‘Kan? Adalah kalimat yang Aku sangat inginkan dari kedua orang tua, tetapi tidak pernah tersampaikan. Bahkan jika ditanya dengan kalimat serupa pun, kemungkinan besar Aku akan berbohong, karena sudah lama terbiasa berpura-pura Bahagia padahal setiap malamnya menahan tangis sendirian di kamar.
Buku ini memperlihatkan bahwa kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua bisa tanpa sadar menghancurkan setiap aspek yang kita miliki, sedari diri sendiri hingga percintaan. Hanya ingin didengarkan dan mendapatkan curahan kasih sayang yang hangat sebagaimana keluarga pada umumnya, ternyata sulit untuk sebagian orang. Rumah yang seharusnya menjadi tempat berpulang, malah terasa asing bagi diri ini.
Menerima diri sendiri sulit, percintaan sulit, pertemanan pun juga sulit untuk terjalin. Hingga pada akhirnya, Aku sadar bahwa tidaklah baik untuk terus berlarut-larut pada kesedihan dan memilih untuk menyenangkan diri sendiri. Aku merasa bahwa ia harus menerima dirinya sendiri dan berterima kasih pada diri sendiri, yang menjadi satu-satunya yang Aku miliki di dunia ini. Perlahan, Aku mulai kembali menikmati dunia sebagaimana semestinya.
HAD684 | 152..4 MAS a | Perpustakaan SMKN 10 Jkt | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain